The Beatles
Jadi gue itu penggemar band The Beatles. Gua ngefans sama semua personil - personilnya seperti kayak John Lenon, Paul McCartney, George Harison, dan Ringgo Star.
Pertama kali gue ngefans sama The Beatles ini gue ngerasa band ini punya pengalaman yang menarik. Apalagi seetiap karya - karya musik dia itu berasal dari pengalamannya. Tapi setelah gue baca tentang sejarahnya the beatles gue ngerasa lebih tau lagi asal muasal band beatles ini. Nih gue kasih cerita tentang band The Beatles dan semoga bagi yang membaca juga merasakan apa yang gua rasakan tentang band the beatles ini. hahaha :D #SALAMBEATLESMANIA
thebeatlesindo.com
Copyright http://id.wikipedia.org/wiki/The_Beatles
The Beatles adalah kelompok
pemusik Inggris beraliran
rock, dibentuk di
Liverpool
pada tahun 1960, seringkali dianggap sebagai pemusik tersukses secara
komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam musik populer. Sejak
tahun 1962, kelompok ini terdiri dari
John Lennon (
gitar ritem,
vokal),
Paul McCartney (
gitar bass, vokal),
George Harrison (
gitar utama, vokal),
Ringo Starr (
drum, vokal). Bermula dari aliran
skiffle dan
rock and roll 1950-an, kelompok ini nantinya memainkan musik dalam berbagai
genre mulai dari
folk rock sampai rock
psikedelik, memasukkan juga unsur
musik klasik dan elemen lain dengan cara inovatif. The Beatles dipandang sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh terhadap
revolusi sosial budaya dekade 60-an.
Awalnya 5 orang terdiri dari Lennon, McCartney, Harrison,
Stuart Sutcliffe (bas) dan
Pete Best (drum), The Beatles hanya terkenal di klub-klub
Liverpool dan
Hamburg
selama 3 tahun mulai tahun 1960. Sutcliffe hengkang tahun 1961, dan
Best diganti Starr tahun berikutnya. Beatles ditempa jadi profesional
oleh seorang pengusaha toko musik bernama Brian Epstein setelah ia jadi
manajer mereka dan potensi musik dipoles oleh produser
George Martin. Akhir 1962, Beatles sudah mendapatkan kesuksesan di
Britania Raya dengan singel pertama
Love Me Do.
Sepanjang tahun berikut, mereka melakukan tur internasional sampai 1966
dan berkonsentrasi merekam album di dalam negeri sampai bubar tahun
1970. Karier solo masing-masing dibilang sukses tapi Lennon terbunuh di
New York City tahun 1980 dan Harisson meninggal karena
kanker tahun 2001. McCartney dan Starr masih aktif bermusik.
Dalam tahun-tahun rekaman album studio, Beatles merilis karya-karya yang dinilai terbaik oleh kritikus, salah satunya
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band
(1967), dipuji sebagai karya agung. Empat dekade setelah bubar,
musiknya masih populer. Mereka memiliki lebih dari satu album nomor 1 di
tangga lagu
Britania Raya dan bertengger paling lama dibanding pemusik manapun. Berdasarkan
RIAA, mereka adalah pemusik yang menjual album terbanyak di
Amerika Serikat. Tahun 2008,
majalah Billboard merilis daftar musikus dengan penjualan terbesar sepanjang sejarah
Hot 100 untuk merayakan 15 tahun hari jadi tangga lagu singel Amerika dimana The Beatles berada di nomor satu. Tujuh kali mendapat
Grammy Awards, 15
Ivor Novello Awards dari
British Academy of Songwriters, Composers and Authors, The Beatles secara kolektif dimasukkan dalam kompilasi majalah
TIME sebagai satu dari
100 orang paling berpengaruh di abad ke-20.
Sejarah
Pembentukan dan tahun-tahun awal (1957–1962)
Masih berusia 16 tahun, penyanyi dan gitaris John Lennon membentuk grup musik
skiffle bernama
The Quarrymen dengan teman-teman sekolah asal
Liverpool
bulan Maret 1957. Paul McCartney berusia lima belas tahun saat mereka
bertemu bulan Juli tahun itu. George Harrison bergabung sebagai gitaris
utama bulan Februari tahun berikutnya setelah diundang McCartney
menonton. Tahun 1960, teman-teman sekolah Lennon keluar dan ia masuk
Liverpool College of Art. Ketiga orang itu memainkan musik
rock and roll setiap mendapatkan seorang penggebuk drum. Bergabung sebagai bass di Januari, teman sekelas Lennon,
Stuart Sutcliffe menyarankan untuk mengganti nama grup menjadi
The Beetles sebagai bentuk kekaguman terhadap
Buddy Holly dan
The Crickets, lalu berubah lagi menjadi
The Beatals di bulan-bulan pertama tahun itu. Setelah coba-coba nama lain seperti
Johnny and the Moondogs,
Long John and The Beetles dan
The Silver Beatles, grup itu akhirnya menjadi
The Beatles di bulan Agustus. Kurangnya penggebuk drum yang tetap menjadi masalah saat manajer tak resmi mereka,
Allan Williams menyiapkan kediaman untuk manggung di
Hamburg,
Jerman. Sebelum Agustus berakhir, mereka mengadakan audisi dan menemukan
Pete Best,
dan langsung berangkat ke Hamburg empat hari kemudian, menandatangani
kontrak untuk bermain musik dengan penyelenggara pertunjukan bernama
Bruno Koschmider
untuk 48 malam. Pertunjukkan Beatles laris di Hamburg dimana mereka
bermain musik berjam-jam dan mengakibatkan jalanan macet karena dipenuhi
orang yang keluar masuk menonton pertunjukkan mereka.
Harrison yang masih berusia 17 tahun di bulan Agustus 1960, berbohong
kepada petugas Jerman mengenai usianya agar bisa tinggal di Hamburg.
Awalnya mereka ditempatkan di
Indra Club, Koschmider lalu memindahkan mereka ke
Kaiserkeller pada bulan Oktober setelah Indra ditutup karena dianggap bising. Saat Beatles melanggar kontrak dengan manggung di
Top Ten Club
yang jadi rivalnya, Koschmider melaporkan Harrison yang di bawah umur
kepada otoritas dan dideportasi bulan November. McCartney dan Best juga
ditangkap karena kasus pembakaran di kamar mereka di pertengahan
Desember, setelah itu mereka juga dideportasi. Lennon kembali ke
Liverpool pertengahan Desember sementara Sutcliffe tetap di Hamburg
selama beberapa bulan. Ia berpacaran dengan gadis Jerman,
Astrid Kirchherr yang pertama kali mengambil foto profesional Beatles dan memangkas rambut Sutcliffe dengan gaya yang populer masa itu,
exi (
existensialis). Gaya rambut Sutcliffe kelak menginspirasi anggota Beatles yang lain.
Tahun-tahun berikutnya, kelompok ini kembali ke Hamburg. Mereka mencoba-coba
Preludin
dengan sengaja untuk menjaga tenaga agar bisa kuat manggung semalaman
suntuk. Sutcliffe memutuskan keluar awal tahun 1961 dan dan melanjutkan
studi di Jerman, jadi McCartney mengambil alih bass. Produser Jerman
Berta Kaempfert mengontrak Beatles yang sudah jadi empat orang untuk
band latar Tony Sheridan dalam beberapa buah rekaman. Dikreditkan
Tony Sheridan dan The Beat Brothers, singel
My Bonnie direkam bulan Juni dan dirilis beberapa bulan kemudian, berada di urutan ke-32 tangga lagu
Musikmarkt. Beatles jadi lebih dikenal saat pulang ke Liverpool. Saat masih sering bermain di
The Cavern Club, mereka bertemu
Brian Epstein,
pemilik studio rekaman lokal dan seorang kolumnis musik. Beatles
menunjuk Epstein sebagai manajer pada Januari 1962 dan Kaempfert setuju
untuk melepas mereka dari kontrak rekaman Jerman. Setelah suatu audisi
mereka ditolak
Decca Records
dengan komentar "grup gitar sudah ketinggalan zaman, Tuan Epstein"
("Guitar groups are on the way out, Mr. Epstein"), George Martin
mengajukan grup itu ke label Parlophone di EMI. Pada bulan April mereka
kembali ke Hamburg dan dikagetkan dengan berita kematian Sutcliffe
akibat
pendarahan otak.
Grup ini mendapat pengarahan George Martin di
Studio Abbey Road EMI,
London
untuk pertama kali tahun 1962. Martin mengeluh tentang cara bermain
drum Best kepada Epstein dan menyarankan agar Beatles memakai drummer
sesi di studio. Akhirnya, Best digantikan oleh
Ringo Starr yang baru keluar dari
Rory Storm and the Hurricanes. Sebenarnya Starr sudah bermain untuk Beatles menggantikan Best yang sering absen. Martin masih menyewa
Andy White sebagai drummer sesi untuk satu sesi saja. White berkontribusi dalam singel
Love Me Do dan
P.S I Love You.
Dirilis bulan Oktober, Love Me Do masuk tangga lagu 20 besar di Inggris
dan berada di nomor 17. Setelah selesai rekaman untuk singel kedua
berjudul
Please Please Me pada bulan November, mereka mulai muncul di
televisi pertama kali dalam program berita
People and Place.
Grup itu manggung terakhir kalinya di
Hamburg
bulan Desember 1962. Sekarang sudah menjadi pola, keempat anggota
berkontribusi terhadap vokal, walau hanya Starr yang jarang jadi vokal
utama karena jangkauannya terbatas. Lennon dan McCartney sudah bekerja
sama dalam menulis lirik, sementara Harrison juga bernyanyi walau
sedikit. Epstein mencium potensi Beatles yang besar, menyarankan agar
grup itu bersikap lebih profesional saat menghibur. Lennon mengulangi
kata-kata manajernya, "Begini, jika kau benar-benar ingin masuk ke
tempat yang lebih besar, kau harus berubah – berhenti makan di panggung,
berhenti menyumpah, berhenti merokok" ("Look, if you really want to get
in these bigger places, you're going to have to change—stop eating on
stage, stop swearing, stop smoking") Ia juga mengatakan, "kami terbiasa
mengenakan pakaian yang kami suka, di dalam dan luar panggung. Ia
berkata pada kami bahwa jin kurang terlihat bagus dan menyarankan untuk
mengenakan celana yang lebih pantas, tapi ia tidak ingin kami kelihatan
kotak-kotak. Ia ingin kami mempunyai gaya individualitas kami
masing-masing… merupakan pilihan untuk mewujudukannya atau masih makan
ayam di panggung". ("We used to dress how we liked, on and off stage.
He'd tell us that jeans were not particularly smart and could we
possibly manage to wear proper trousers, but he didn't want us suddenly
looking square. He'd let us have our own sense of individuality ... it
was a choice of making it or still eating chicken on stage".)
Beatlemania dan tahun-tahun tur konser (1963–1966)
Ketenaran di Britania Raya, Please Please Me dan With The Beatles
Logo "drop-T" The Beatles
Dengan kesuksesan yang biasa dari
Love Me Do,
Please Please Me
lebih diterima dengan cukup antusias, menduduki nomor 2 di tangga lagu
Britania Raya setelah rilis di Januari 1963. Awalnya Martin bermaksud
untuk merekam LP (
piringan hitam) Beatles yang pertama di
The Tavern Club,
namun setelah merasa di sana seperti "suasana akustik dalam tanki
minyak" ("the acoustic ambience of an oil tank"), rekaman dialihkan
selama satu sesi di
Studio Abbey Road. Sepuluh lagu dikemas dalam
Please Please Me bersama 4 lagu dari 2 singel yang terdahulu.
Allmusic
berkomentar tentang bagaimana giatnya grup itu melemparkan album debut
Please Please Me dalam satu hari: “Beberapa dekade setelah perilisannya,
album itu masih terasa segar, khsususnya karena asal muasalnya yang
kuat.” ("Decades after its release, the album still sounds fresh,
precisely because of its intense origins.") John Lennon mengatakan bahwa
ia dan Paul McCartney "hanya menulis lagu à la
Everly Brothers dan
Buddy Holly,
lagu pop yang berisi tidak lebih dari sekedar pemikiran – untuk
menciptakan suara. Dan kata-katanya hampir tidak ada hubungannya" ("just
writing songs à la Everly Brothers, à la Buddy Holly, pop songs with no
more thought of them than that—to create a sound. And the words were
almost irrelevant.") Dirilis Maret 1963, album itu menduduki nomor 1
yang menjadi awal merajainya 11 studio album Beatles sampai tahun 1970
di puncak tangga lagu Britania Raya. Singel ke-3,
From Me to You dirilis bulan April dan juga berada di nomor 1. Pada perilisannya di Agustus, singel ke-4
She Loves You, menjadi singel pertama Beatles yang menembus penjualan satu juta keping.
LP Parlophone Please Please Me
Logo ikonik The Beatles "drop-T" digambar oleh desainer
Ivor Arbiter,
mulai dirilis tahun 1963. Logo ini pertama kali ditempelkan di drum
yang dibeli Epstein dan Ringo Starr di toko Arbiter. Grup itu keliling
Britania Raya 3 kali dalam setengah tahun: tur selama 4 minggu dimulai
bulan Februari, 3 minggu di bulan Maret dan Mei sampai Juni. Kepopuleran
mereka ditandai dengan antusias penggemar yang mengatasnamakan diri
mereka Beatlemania. Pertunjukkan di mana-mana disambut dengan jeritan.
Bahkan polisi harus menyemprot air dengan selang untuk mengendalikan
ulah penggemar demi melindungi Beatles. Hal ini memicu debat di parlemen
Inggris. Di akhir Oktober, The Beatles tur ke
Swedia
selama 5 hari, untuk pertama kali tampil di luar negeri setelah di
Hamburg. Kembali ke Inggris, mereka disambut teriakan ribuan penggemar,
15 jurnalis dan fotografer serta peliput dari
BBC Television
dalam cuaca hujan lebat. Mulai besoknya selama 6 minggu, The Beatles
kembali mengadakan tur yang selalu menjadi berita hangat di media.
Please Please Me masih menduduki puncak tangga lagu selama 30
minggu sampai akhirnya ditembus dengan album mereka sendiri, With The
Beatles yang juga bertengger di nomor 1 selama 22 minggu. Album ini
direkam dengan teknik produksi studio. Album With The Beatles
dikomentari oleh Allmusic: "Sekuel dari pesanan yang terbanyak, salah
satu yang menjadikan original lebih baik dengan menggunakan nadanya
sendiri dan menambahkannya kedalaman" ("a sequel of the highest
order—one that betters the original by developing its own tone and
adding depth.") Seperti yang sudah menjadi standar, album itu dirilis di
akhir November, lebih awal dari singel berikutnya,
I Want to Hold Your Hand. With The Beatles dipuji oleh kritikus musik
TIME,
William Mann,
yang mengatakan bahwa Lennon dan McCartney adalah "komposer Inggris
hebat tahun 1963" ("the outstanding English composers of 1963"). Majalah
itu menerbitkan beberapa seri artikel yang membahas analisis Mann
mengenai musik The Beatles dan menaruh hormat pada mereka. With The
Beatles menjadi album kedua dalam sejarah tangga lagu Britania Raya yang
menjual sejuta keping, sebelumnya dicetak pertama kali oleh lagu latar
South Pasific tahun 1958.
British Invasion (Invasi Britania)
The Beatles saat menginjakkan kaki pertama kali di Amerika Serikat.
The Beatles tampil di Belanda, Juni 1964.
Debut The Beatles di
Amerika Serikat sebenarnya tertunda selama hampir setahun saat
Capitol Records, cabang
EMI di Amerika mundur untuk merilis baik
Please Please Me atau
From Me to You.
Negosiasi dengan label independen Amerika menghasilkan beberapa singel
jadi dirilis, namun masalah-masalah royalti dan ejekan terhadap gaya
rambut
moptop
The Beatles jadi halangan lain. Saat Capitol mulai mengurus penjualan,
bukannya merilis LP asli, malahan mengompilasikan album berbeda untuk
pasar Amerika dari berbagai rekaman The Beatles yang terdahulu dan
memilih lagu-lagu pilihan mereka sendiri sebagai singel. Tangga lagu
Amerika berhasil "dikuasai" oleh Beatles setelah sebuah tayangan berita
CBS memberitakan "kegilaan"
Beatlemania di Inggris yang membuat Capitol mempercepat perilisan
I Want to Hold Your Hand pada Desember 1963. Debut Amerika mereka akhirnya dijadwalkan beberapa minggu kemudian.
Saat The Beatles meninggalkan Inggris tanggal 7 Februari 1964, sekitar 4000 penggemarnya berkumpul di
Heathrow, melambaikan tangan dan menjerit saat pesawat lepas landas.
I Want to Hold Your Hand
sudah terjual 2,6 juta keping di Amerika Serikat selama 2 minggu
sebelumnya, namun The Beatles masih tetap gugup apakah mereka akan dapat
diterima. Di
Bandar Udara Internasional John F. Kennedy,
New York City,
mereka disambut sekitar 3000 orang. Mereka tampil pertama kali di
stasiun televisi Amerika secara langsung 2 hari kemudian dalam acara
The Ed Sullivan Show,
yang ditonton hampir 74 juta pemirsa - lebih dari 40 persen populasi
Amerika Serikat. Keesokan paginya, sebuah harian menulis tentang The
Beatles "could not carry a tune across the Atlantic" ("tidak bisa
menyanyikan lagu dari seberang Atlantik"), tapi sehari kemudian, konser
pertama mereka di
Washington Coliseum membuktikan kepopuleran mereka di Amerika. Hari berikutnya, sambutan yang meriah juga diterima pada saat konser di
Carnegie Hall. Mereka hadir lagi di Ed Sullivan Show untuk kedua kalinya sebelum pulang ke Inggris tanggal 22 Februari.
Di minggu ke-4 April, The Beatles sudah menduduki 12 posisi di tangga lagu singel
Billboard Hot 100,
termasuk 5 posisi puncak. Di minggu yang sama, LP Amerika ke-3 dirilis
dan sama seperti 2 LP lain, menempati nomor satu atau dua di tangga lagu
Amerika. Popularitas The Beatles menarik perhatian yang tak terduga
akan
musik Inggris,
dan beberapa pemusik Inggris lain juga mulai debut masing-masing di
Amerika dan sukses sehingga dalam 3 tahun berikutnya pengaruh musik
Inggris diistilahkan dengan
Invasi Britania (
British Invasion).
Gaya rambut The Beatles yang panjang, tidak biasa untuk zaman itu
banyak diejek oleh orang-orang dewasa, namun menginspirasi para anak
muda.
Tur internasional mulai bulan Juni dengan 22 konser selama lebih dari 19 hari di
Denmark,
Belanda,
Hong Kong,
Australia, dan
Selandia Baru. Starr masuk rumah sakit setelah menjalani
tonsilektomi mulai setengah tur dan digantikan
Jimmie Nicol. Di Agustus mereka kembali ke Amerika untuk tur keliling 23 kota selama sebulan, mulai dari
San Fransisco sampai
New York City.
Namun ada masalah dengan pengeras suara yang pada saat itu kurang bagus
dan berukuran kecil, sehingga musik yang dimainkan susah terdengar,
selain harus berhadapan dengan suara teriakan penggemar.
A Hard Day's Night, Beatles for Sale, Help! dan Rubber Soul
Para anggota The Beatles mulai berakting dalam
film dengan judul
A Hard Day’s Night yang dirilis bulan Juli dan Agustus 1964, masing-masing di
London dan New York. Disutradarai oleh
Richard Lester dan diproduksi oleh
United Artist Records
dari Maret sampai April 1964, film ini merupakan dokumenter hitam putih
The Beatles yang ribut dengan suasana canda tawa namun menuai
kesuksesan. Menurut
Allmusic,
lagu latar film yang judulnya sama, A Hard Day's Night, memperlihatkan
bahwa The Beatles "benar-benar memenuhi perannya sebagai grup musik.
Semua pengaruh berbeda pada 2 album pertama telah melebur menjadi suara
yang terang, gembira, asli, dan dipenuhi dengan suara gitar yang
berdenging" (The Beatles is "truly coming into their own as a band. All
of the disparate influences on their first two albums had coalesced into
a bright, joyous, original sound, filled with ringing guitars.") "Suara
gitar yang berdenging" sebenarnya adalah hasil dari
gitar listrik Rickenbacker bersenar 12 milik Harrison yang khusus diberikan oleh pembuatnya.
Beatles for Sale,
album keempat The Beatles, ditandai dengan timbulnya konflik serius
antara komersialisme dan kreativitas. Direkam antara Agustus dan Oktober
1964, formatnya sengaja ingin dibuat seperti
A Hard Day’s Night, yang tak seperti 2 album sebelumnya, tidak ada lagu yang di
daur ulang.
Dihadapkan pada tur internasional yang panjang, proses menulis lirik
menjadi agak terganggu. Lennon mengatakan "materi menjadi masalah utama"
("Material's becoming a hell of a problem".) Enam lagu daur ulang
dimasukkan dalam album. Dirilis bulan Desember awal, 8 nomor lagunya
dapat diterima dengan baik, mencerminkan kematangan materi lirik lagu
yang diproduksi bersama antara Lennon dan McCartney.
Pada bulan April 1965, dokter gigi Lennon dan Harrison menaburkan kopi mereka dengan
LSD saat mereka sedang makan malam bersama. Dua pemuda itu mengakui bahwa mereka sengaja mencoba
narkotika,
diikuti oleh Starr pada satu kesempatan lain. McCartney agak segan,
namun akhirnya mengaku pada tahun 1966, dan kemudian menjadi yang
pertama mendiskusikannya secara terbuka. Penobatan The Beatles dengan
gelar
Members of the Order of the British Empire (
MBE) oleh Ratu Elizabeth II memicu kontroversi setelah penghargaan itu sebelumnya dinominasikan kepada Perdana Menteri
Harold Wilson.
Beberapa penerima MBE konservatif mengembalikan lencana mereka sebagai
bentuk protes karena pada saat itu penghargaan MBE cuma diberikan untuk
veteran perang dan
negarawan.
Film kedua The Beatles,
Help!,
yang kembali disutradarai oleh Lester, dirilis bulan Juli. Disebutkan
sebagai film yang menampilkan lelucon ala Bond, para personel The
Beatles maupun kritikus berpendapat masing-masing. McCartney mengatakan:
"Help! adalah film yang bagus, namun bukan film kami – kami cuma
bintang tamu. Filmnya menyenangkan, tapi sebenarnya, untuk ide sebuah
film, tampak kurang benar". ("Help! was great but it wasn't our film—we
were sort of guest stars. It was fun, but basically, as an idea for a
film, it was a bit wrong.") Lagu-lagu latar didominasi oleh Lennon, yang
menjadi vokalis utama dan penulis sebagian besar lirik, termasuk lagu
utama yang diikutsertakan
Help dan
Ticket to Ride
. Album yang juga berjudul sama, Help! menjadi LP studio ke-5, berisi
campuran material asli dan rekaman terdahulu. Karakteristik lainnya ada
overdub yang semakin meningkat dan permainan alat musik klasik, seperti
kuartet alat musik gesek dalam lagu balada
Yesterday. Dikomposisikan oleh McCartney, lagu Yesterday sampai kini menjadi lagu yang paling banyak dinyanyikan ulang. Lagu
Dizzy Miss Lizzy, merupakan lagu penutup.
Pada tanggal 15 Agustus, kunjungan ketiga The Beatles ke
Amerika Serikat dibuka dengan konser di
Stadion Shea,
New York dengan penonton 56.000 orang. Sembilan konser berikutnya
mendulang sukes di berbagai kota. Di akhir tur, keempat personel
diperkenalkan kepada
Elvis Presley, tokoh yang juga berpengaruh pada musik mereka. Elvis mengajak ke rumah, menggubah musik lewat improvisasi (
jam session") di ruang tamu, berdiskusi mengenai bisnis musik dan berbagi anekdot.
Album
Rubber Soul, dirilis awal Desember, dipuji oleh kritikus sebagai kemajuan baru dan musiknya semakin kompleks. Penulis dan kritikus
Ian MacDonald
menilai Rubber Soul "recovered the sense of direction that had begun to
elude them during the later stages of work on Beatles for Sale"
("memulihkan kembali rasa direksi yang sudah ditinggalkan sejak akhir
tahap pengerjaan Beatles for Sale"). Berbeda dengan
Help! yang memasukkan unsur-unsur musik klasik seperti
flute dan alat musik gesek,
Rubber Soul memperkenalan permainan
sitar dalam lagu
Norwegian Wood (This Bird Has Flown),
sebuah kreativitas yang melampaui kebiasaan di musik rock. Adapula cara
penulisan lirik yang semakin berbeda antara Lennon dan McCartney
walaupun masih berkolaborasi. Temanya juga meluas dari hal-hal tentang
romansa dan sebagainya. Di sisi lain, lirik lagu menarik perhatian
penggemar yang menangkap keindahan dan kedalaman maknanya. Ada spekulasi
yang menafsirkan bahwa "Norwegian Wood" bermakna "
ganja". Pada tahun 2003,
majalah Rolling Stone memasukkan
Rubber Soul ke nomor 5 di antara
500 Album Terbaik Sepanjang Masa (
The 500 Greatest Albums of All Time), sementara
Allmusic
memujinya sebagai salah satu album folk rock klasik. Lain dengan Lennon
maupun McCartney, menurut mereka album itu "cuma album yang lain"
("just another album")
Kontroversi, tahun-tahun di studio dan perpecahan (1966–1970)
Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai tur final
Pada bulan Juni 1966,
Yesterday and Today—salah satu kompilasi album yang diproduksi oleh
Capitol Records untuk pasar
Amerika Serikat
menimbulkan kehebohan karena sampulnya menampilkan The Beatles meringis
dan memakai pakaian tukang jagal, lengkap dengan daging dan boneka bayi
yang dimutilasi. Kemungkinan sebuah sindiran kepada Capitol yang
dianggap "menjagal" album-album mereka. Ribuan kopi album dipasarkan
dengan sampul berbeda-beda. Sebuah album asli pertama yang masih
terbungkus mencapai harga $10,500 pada sebuah lelang bulan Desember
2005. Dalam tur ke
Filipina setelah perilisan
Yesterday and Today, The Beatles tak sengaja membuat
ibu negara,
Imelda Marcos, merasa tersinggung karena menolak jamuan sarapan
istana kepresidenan di Manila.
Sebagai juru bicara, Epstein menolak dengan halus karena merasa tidak
pernah menerima undangan resmi semacam itu. The Beatles lalu menyadari
bahwa permintaan rezim Marcos tidak boleh dijawab dengan kata "tidak".
Terjadi beberapa keributan yang membahayakan dan mereka susah payah
keluar dari negara itu.
Setelah sampai di Inggris, mereka menghadapi kecaman dari lembaga keagamaan dan sosial konservatif Amerika Serikat, seperti
Ku Klux Klan karena komentar Lennon saat diwawancara oleh reporter Inggris,
Maureen Cleave dari
Evening Standard.
Lennon mengatakan bahwa "Kekristenan telah mati" dan The Beatles "lebih
terkenal dari pada Yesus kini" ("more popular than Jesus now").
Komentar itu diacuhkan di Inggris, namun menimbulkan kontreversi di
Sabuk Injil, selatan
Amerika Serikat, menurut majalah
Datebook. Karena komentar itu pula, di
Afrika Selatan,
lagu-lagu The Beatles sempat dilarang diputar di radio sampai tahun
1971. Epstein mengkritik Datebook yang telah menyalahartikan komentar
Lennon dan pada saat konferensi pers Lennon menjelaskan "Jika saya
katakan bahwa televisi lebih terkenal daripada Yesus, saya mungkin sudah
terpengaruh olehnya". ("If I'd said television was more popular than
Jesus, I might have got away with it.") Lennon mengatakan bahwa ia hanya
berpendapat bagaimana orang lain memandang The Beatles, lalu
melanjutkan "jika anda ingin saya minta maaf, jika ini membuat anda
senang, baiklah, saya minta maaf" ("if you want me to apologise, if that
will make you happy, then okay, I'm sorry.")
Revolver dan Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band
Setelah
Rubber Soul, album selanjutnya,
Revolver, dirilis Agustus 1966 sebelum tur terakhir The Beatles.
Pitchfork Media
menganalisis dengan komentar bahwa album tersebut sebagai "suara grup
musik yang berkembang menjadi kepercayaan diri tingkat tinggi" ("the
sound of a band growing into supreme confidence") dan "menegaskan
kembali apa yang diharapkan dari musik populer" ("redefining what was
expected from popular music.") Gould mengatakan album ini "ditenun
dengan motif berputar-putar, pengulangan dan pembalikan" ("woven with
motifs of circularity, reversal, and inversion"). Lirik lagunya mulai
rumit dan diberikan sentuhan gaya musik yang beragam, mulai dari
aransemen
alat musik gesek sampai
rock psikedelik. Sampul album dirancang oleh
Klaus Voormann, teman mereka sejak aktif bermain di
Hamburg. Sampulnya menampilkan karikatur hitam putih The Beatles dalam "gaya pena dan tinta" kreasi
Aubrey Beardsley. Nomor pertama dimulai dengan
Paperback Writer, diakhiri
Rain. Kedua lagu tersebut dibuatkan
video klip pendeknya dan dianggap sebagai salah satu pelopor video musik pertama, yang kemudian disiarkan di
Top of the Pops dan
The Ed Sullivan Show.
Di antara nomor lagu paling eksperimental dari album Revolver adalah
Tomorrow Never Knows yang liriknya ditulis Lennon berdasarkan buku
Timothy Leary,
The Psychedelic Experience: A Manual Based on the Tibetan Book of the Dead. Perekaman dilakukan dengan 8 buah
tape
yang disebarkan di beberapa bangunan studio rekaman, tiap-tiapnya
diwakili oleh personel dan awak studio yang memvariasikan pergerakan
tape rekorder kesana kemari, sementara Martin membuat kombinasi dari keseluruhan contoh rekaman tersebut. Lagu
Eleanor Rigby yang ditulis Paul diiringi permainan
alat musik gesek,
dianalisis sebagai "turunan sesungguhnya, merujuk kepada gaya atau
genre lagu yang tak dikenal" ("a true hybrid, conforming to no
recognizable style or genre of song.") Harrison mulai tekun menjadi
penulis lagu, dan 3 komposisinya mendapat tempat dalam album. Pada tahun
2003, Rolling Stone memberi peringkat ke-3 kepada
Revolver
sebagai salah satu album terbaik di sepanjang masa. Pada tur Amerika
setelahnya, tak satupun lagu dari album ini dimainkan. Konser tanggal 29
Agustus di
Candlestick Park,
San Fransisco,
merupakan tur internasional terakhir, menandai berakhirnya 4 tahun
penuh konser yang telah melebihi 1.400 kali penampilan di seluruh dunia.
Bebas dari beban konser, keinginan untuk bereksperimen terpenuhi dengan mengerjakan album
Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band mulai Desember 1966.
Geoff Emerick mengingat "The Beatles bersikeras agar semua yang ada di Sgt. Pepper harus berbeda. Kami punya mikrofon tepat di bawah
brass dan headfon dibuat menjadi mikrofon yang diunduh di biola. Kami menggunakan
osilator
kuno besar untuk mengubah-ubah kecepatan alat musik dan vokal, kami
juga memotong tape jadi bebarapa bagian, bersama-sama bolak balik
berputar-putar di jalur yang salah ("The Beatles insisted that
everything on Sgt. Pepper had to be different. We had microphones right
down in the bells of brass instruments and headphones turned into
microphones attached to violins. We used giant primitive oscillators to
vary the speed of instruments and vocals and we had tapes chopped to
pieces and stuck together upside down and the wrong way round.")
Bagian-bagian lagu
A Day in the Life direkam dengan 40 puluh alat musik dalam sebuah
orkestra. Hampir 700 jam diperlukan untuk menyelesaikannya. Pada Februari 1967, mereka pertama kali mengeluarkan
double A-side non album dengan singel
Strawberry Fields Forever"/"Penny Lane;
Sgt. Pepper
baru dirilis bulan Juni. Kompleksitas album yang diciptakan dengan
teknologi rekaman 4-track ini mengundang musisi lain untuk mengungguli
The Beatles. Dedengkot
Beach Boys,
Brian Wilson, di tengah krisis personal dan usahanya untuk menyelesaikan album
Smile, setelah mendengar
Strawberry Fields
seperti mendapat "pukulan besar" dan segera meninggalkan semua usaha
untuk bersaing. Sgt. Pepper mendapat pujian besar sebagai karya agung.
Pada tahun 2003, Rolling Stone mendaftarkannya ke nomor satu dari 500
Album Terbaik Sepanjang Masa. Jonathan Gould berkomentar:
(sebuah hasil karya yang kaya, terus menerus, dan berlimpah dari
kolaborasi para jenius dengan ambisi berani dan orisinalitas menakjubkan
yang memperluas kemungkinan dan meningkatkan harapan akan jadi seperti
apa pengalaman mendengarkan musik populer lewat album itu. Di dasar
persepsi ini, Sgt.Pepper menjadi katalisator sebuah ledakan antusiasme
massa terhadap album berformat rock yang dapat mengubah sisi estetika
dan ekonomis bisnis rekaman, jauh melampaui ledakan pop awal dari
fenomena Elvis tahun 1956 dan Beatlemania tahun 1963.)
(a rich, sustained, and overflowing work of collaborative genius
whose bold ambition and startling originality dramatically enlarged the
possibilities and raised the expectations of what the experience of
listening to popular music on record could be. On the basis of this
perception, Sgt. Pepper became the catalyst for an explosion of mass
enthusiasm for album-formatted rock that would revolutionize both the
aesthetics and the economics of the record business in ways that far
outstripped the earlier pop explosions triggered by the Elvis phenomenon
of 1956 and the Beatlemania phenomenon of 1963.)
Sgt. Pepper adalah album pop pertama yang menyertakan lirik lagu
lengkap di bagian belakang sampulnya. Lirik lagunya juga menjadi bahan
analisis dan spekulasi penggemar, contohnya "celebrated Mr K" dalam lagu
Being for the Benefit of Mr.Kite! mungkin mencerminkan
fiksi surealis penulis
Franz Kafka. Kritik sastra Amerika dan profesor
Richard Poirier
menulis sebuah esai, "Belajar dari The Beatles" ("Learning from The
Beatles"), setelah mengamati mahasiswanya yang mendengarkan musik The
Beatles dengan perasaan iri. Poirier mengidentifikasi apa yang ia
istilahkan dengan "mixed allusiveness" ("pengandaian campuran") dari
lirik lagu mereka: "Tidak bijak selalu mengasumsikan bahwa mereka sedang
melakukan satu hal atau mengekspresikan diri mereka dalam satu gaya
saja…satu jenis perasaan tentang subyek yang tidak cukup…setiap perasaan
yang dihasilkan seringkali muncul dalam konteks berbagai alternatif
yang tampaknya saling bertentangan". ("It's unwise ever to assume that
they're doing only one thing or expressing themselves in only one style
... one kind of feeling about a subject isn't enough ... any single
induced feeling must often exist within the context of seemingly
contradictory alternatives.”) McCartney mengatakan pada saat itu, "Kami
menulis lagu. Kami tahu apa yang kami maksudkan. Tapi dalam satu minggu
ada seorang yang mengatakan sesuatu tentang hal itu dan kau tak bisa
menyangkalnya…Kau letakkan artimu sendiri pada tingkat dirimu ke
lagu-lagu kami" ("We write songs. We know what we mean by them. But in a
week someone else says something about it, and you can't deny it ...
You put your own meaning at your own level to our songs".) Tak hanya
lirik lagu, sampul album Sgt. Pepper's yang berisi berbagai
gambar juga memicu ketertarikan dan analisis serius.
Kumis lebat para personelnya segera jadi panutan gaya
hippie. Sejarawan budaya
Jonathan Harris
menginterprestasi "kostum parodi militer yang berwarna meriah"
("brightly coloured parodies of military uniforms") mereka sebagai
penampilan "anti otoriter dan anti penguasa" ("anti-authoritarian and
anti-establishment").
Pada tanggal 25 Juni, mereka meluncurkan singel
All You Need Is Love, kepada pemirsa televisi di seluruh dunia dalam
Our World (tayangan televisi internasional), jaringan televisi global yang disiarkan langsung. Muncul di tengah-tengah
Summer of Love, lagu itu dijadikan lagu resmi
flower power.
Dua bulan kemudian, mereka dikejutkan dengan berita yang mengantarkan
karier mereka kepada titik akhir. Setelah diperkenalkan pada
Maharishi Mahesh Yogi, mereka pergi ke
Bangor untuk bermeditasi. Dalam perjalanan, asisten
Brian Epstein Peter Brown menelpon untuk mengabarkan bahwa Epstein telah meninggal dunia. Koroner menyatakan kematian Epstein disebabkan
overdosis, namun ada rumor lain yang mengatakan telah ditemukan catatan
bunuh diri
di antara barang-barangnya. Epstein diketahui sedang dalam keadaan
emosi yang labil karena tertekan oleh masalah-masalah pribadi dan
kondisi kerjanya dengan The Beatles. Ia meragukan bahwa The Beatles
mungkin tidak akan memperpanjang kontrak manajemennya, yang akan selesai
bulan Oktober, mungkin dikarenakan ketidakpuasan. Selain itu, ada pula
masalah mengenai
Seltaeb,
perusahaan yang memegang hak penjualan di Amerika Serikat. Kematian
Epstein mengakibatkan para personel The Beatles kehilangan pegangan dan
tidak tahu akan melakukan apa nantinya. Lennon berkata: "saya tidak
berpandangan buruk sedikit pun tentang kemampuan kami untuk melakukan
apa saja selain bermain musik dan saya takut" ("I didn't have any
misconceptions about our ability to do anything other than play music
and I was scared.") Ia juga mengomentari kematian Epstein sebagai titik
awal berakhirnya mereka: "saya tahu kami sedang dalam masalah…saya
pikir, kami benar-benar dalam masalah sekarang" ("I knew that we were in
trouble then ... I thought, We've fuckin' had it now.")
Magical Mystery Tour, White Album dan Yellow Submarine
Magical Mystery Tour, lagu latar film televisi The Beatles yang akan datang, muncul dalam format
Album mini (
EP)
(extended play disc) dobel dengan 6 buah nomor lagu di awal Desember
1967. Di Amerika Serikat, 6 lagu itu dirilis dalam LP berjudul sama
namun ditambahkan singel-singel terbaru.
Allmusic
berkomentar tentang versi LP Amerika, "suara psikedelik terdengar
sangat bergema setelah album Sgt.Pepper dan bahkan lebih padat (terutama
potongan-potongan suara dari "I Am the Walrus")" dan menyebut 5 lagu
yang dipilih dari singel tahun 1967 "besar, semarak, dan inovatif
("huge, glorious, and innovative").
Album itu kembali mencetak rekor baru di Amerika Serikat sebagai
penjualan LP terbanyak oleh Capitol dalam tiga minggu pertama. Disiarkan
pada
Hari Tinju (
Boxing Day), film
Magical Mystery Tour yang sebagian besar disutradarai oleh Paul McCartney, mendapat komentar kurang memuaskan dari
media Inggris.
Daily Express
menyebutnya "blatant rubbish" ("sampah yang mencolok") dengan komentar
"sebuah cuplikan panjang, kasar yang sangat banyak yang menampilkan
orang-orang naik turun dan mengendarai bis" ("a great deal of raw
footage showing a group of people getting on, getting off, and riding on
a bus.") Sementara,
The Daily Mail menyebutnya "kesombongan kolosal" ("a colossal conceit") dan
Guardian
berkomentar: "jenis permainan moral fantasi tentang kekotoran,
kehangatan dan kebodohan penonton" ("a kind of fantasy morality play
about the grossness and warmth and stupidity of the audience.")
Akibatnya, film ini tak jadi diputar di Amerika. Pada bulan Januari, The
Beatles memerankan figuran untuk film
animasi Yellow Submarine, The Beatles dalam versi
kartun fantasi. Dirilis pada bulan Juni 1968, Yellow Submarine mendapat sambutan baik disamping musiknya.
Lalu, LP dobel kembali dirilis, berjudul The Beatles yang dikenal sebagai
White Album
karena sampulnya kosong melompong. Karena pengarahan Epstein sudah
tidak ada lagi, inspirasi kreatif untuk bahan album berasal dari
pengalaman bersama
Maharishi Mahesh Yogi yang mereka sebut sebagai guru. Di
Rishikesh,
India, tempat
ashram
Maharishi berada, The Beatles memproduksi banyak lagu, hampir 30 lagu
yang direkam untuk album tersebut. Starr pulang setelah 10 hari, yang
menyamakan sesi tersebut seperti
Butlins (liburan
berkemah
di Inggris) dan McCartney juga akhirnya pulang sebulan kemudian karena
bosan dengan prosedur Maharishi. Sementara itu, Lennon dan Harrison
diberitahukan oleh
Yanni Alexis Mardas alias
Magic Alex,
seorang teknisi elektronik bahwa Maharishi sebenarnya memanfaatkan The
Beatles dan telah melakukan pelecehan seksual kepada siswi-siswinya.
Mendengar hal itu, Lennon terpengaruh dan langsung memaksa Harrison yang
tak percaya dan rombongan mereka pulang. Dalam kemarahannya, Lennon
menulis lagu berjudul
Maharishi, namun diganti menjadi
Sexie Sadie.
McCartney mengatakan "Kami membuat kesalahan. Kami pikir ada yang lebih
dari dalam dirinya. ("We made a mistake. We thought there was more to
him than there was.")
Dalam sesi rekaman album yang dimulai dari akhir Mei sampai
pertengahan Oktober 1968, hubungan antara anggota The Beatles menjadi
semakin renggang. Starr berhenti untuk sementara, menyebabkan McCartney
yang harus menggebuk drum dalam beberapa nomor lagu. Masalah lain adalah
hubungan percintaan antara John Lennon dengan artis
garda depan Yoko Ono.
Sudah menjadi persetujuan bersama sebelumnya di antara keempat personel
untuk tidak membawa orang ke dalam studio. Lennon bersikeras membawa
Ono dalam semua sesi rekaman, walau Harrison merasa tak senang. Kerja
sama menulis lirik antara Lennon-McCartney tidak lagi dilakukan. Lennon
semakin sering menilai rendah masukan kreatif McCartney dan menyebut
komposisinya sebagai "musik nenek-nenek" ("granny music"). Bahkan
menjuluki
Ob-La-Di, Ob-La-Da
"kotoran nenek-nenek" ("granny shit"). Berkomentar tentang sesi White
Album, Lennon memberi kesimpulan tentang akhir grup mereka "tampak
seperti kau mengambil semua lagu dan membuatnya jadi milikku dan milik
Paul…hanya diriku dan grup yang mendukungku, Paul dan grup yang
mendukungnya, dan aku menikmatinya. Kami bubar setelah itu" ("It's like
if you took each track off it and made it all mine and all Paul's...
just me and a backing group, Paul and a backing group, and I enjoyed it.
We broke up then.") McCartney juga menyebut sesi itu sebagai awal dari
perpecahan:"sampai titik itu, dunia adalah masalah, tapi kami tidak lagi
“seperti yang selalu menjadi” hal terbaik tentang The Beatles" ("Up to
that point, the world was a problem, but we weren't" which had always
been "the best thing about The Beatles.") Dirilis bulan November, White
Album adalah perilisan pertama album The Beatles dari
Apple Records, label baru anak perusahaan
Apple Corps
yang dibentuk oleh grup itu setelah kembali dari India, memenuhi
rencana Epstein untuk membangun perusahaan pajak yang efektif
(tax-effective business structure). Album itu terjual lebih dari 4 juta
keping di Amerika Serikat dalam waktu satu bulan dan lagu-lagunya ramai
diputar di radio-radio Amerika. Walau sangat terkenal, album itu tidak
mendapat komentar yang bernada memuji. Berdasarkan Jonathan Gould:
"respons kritik…bervariasi dari campuran sampai datar. Kontras dengan
Sgt.Pepper, yang membantu membangun seluruh genre kritisisme rock yang
terpelajar, White Album tidak mengilhami tulisan kritik sedikit pun.
Bahkan peresensi yang paling bersimpati sekalipun…benar-benar tidak tahu
untuk membuat pencurahan tak berbentuk dari lagu-lagu itu. Hubert Saal
dari Newsweek, melihat banyaknya parody, menuduh mereka main-main" ("The
critical response... ranged from mixed to flat. In marked contrast to
Sgt. Pepper, which had helped to establish an entire genre of literate
rock criticism, the White Album inspired no critical writing of any
note. Even the most sympathetic reviewers... clearly didn't know what to
make of this shapeless outpouring of songs. Newsweek's Hubert Saal,
citing the high proportion of parodies, accused the group of getting
their tongues caught in their cheeks.")
Namun begitu, kritikan akhirnya membaik. Pada tahun 2003, Rolling Stone memasukkannya ke peringkat terakhir dari
Sepuluh Album Terbaik Sepanjang Masa.
Pitchfork
memuji "besar dan berserakan, berlimpah dengan ide-ide dan kesenangan,
dan dipenuhi dengan susunan materi yang sangat beragam...kelemahannya
sama penting untuk membentuk karakternya sama seperti keberhasilannya"
("large and sprawling, overflowing with ideas but also with indulgences,
and filled with a hugely variable array of material ... its failings
are as essential to its character as its triumphs.") Allmusic
berkomentar: "Sebenarnya, dua tokoh utama penulis lagu The Beatles tidak
lagi sepaham, namun lain halnya dengan George dan Ringo" ("Clearly, The
Beatles' two main songwriting forces were no longer on the same page,
but neither were George and Ringo"), "Lennon menciptakan 2 buah lagu
balada terbaiknya" ("Lennon turns in two of his best ballads"),
lagu-lagu karya McCartney "menakjubkan" ("stunning"), Harrison tampaknya
sudah menjadi "penulis lagu yang pantas mendapat pemberitaan" ("a
songwriter who deserved wider exposure") dan komposisi Starr "sebuah
kegembiraan" ("a delight").
Mulai saat ini, minat akan lirik The Beatles sudah jadi hal serius. Saat lagu "
Revolution"
yang ditulis Lennon dirilis sebagai singel pada bulan Agustus,
mendahului White Album, pesannya tampak jelas: "bersihkan pikiranmu"
("free your mind"), dan "aku tidak ikut" ("count me out" ), mengartikan
bahwa penghancuran adalah alat untuk mendapatkan suatu tujuan. Namun di
versi White Album dengan lagunya, "Revolution 1", ada penambahan kata
"count me out…in", seperti menandakan perubahan perasaan. Namun
sebenarnya singel Revolution direkam setelah White Album dan ada yang
berpendapat bahwa bahwa lirik mereka mulai membenarkan kekerasan yang
bersifat politis
LP Yellow Submarine akhirnya dirilis bulan Januari 1969, berisi 4 lagu yang sebelumnya tidak dirilis, adapula lagu utama
Yellow Submarine, (sudah dimasukkan dalam Revolver), lagu
All You Need is Love (dirilis sebagai singel dan LP
Magical Mystery Tour
di Amerika) dan 7 musik instrumental yang dikomposisikan oleh Martin.
Karena kurangnya hal baru dalam album ini, Allmusic menyebutnya "kurang
perlu" ("inessential") terkecuali lagu Harrison,
It's All Too Much,
yang dipuji sebagai "permata dari lagu-lagu yang baru... gemerlapan
dengan Mellotron yang berputar-putar, perkusi yang sangat kencang dan
gelombang pasang gitar arus balik…perjalanan seorang virtuoso ke dalam
psikedelia lain yang tak jelas" ("the jewel of the new songs...
resplendent in swirling Mellotron, larger-than-life percussion, and
tidal waves of feedback guitar... a virtuoso excursion into otherwise
hazy psychedelia".)
Abbey Road, Let It Be dan perpecahan
Gedung Apple Corps di
3 Savile Row,
London
Walaupun
Let It Be merupakan album terakhir The Beatles, sebagian besar lagunya direkam sebelum pengerjaan
Let It Be. Sebenarnya diberi judul
Get Back,
Let It Be berasal dari ide Martin untuk McCartney: untuk menyiapkan
material baru dan "menampilkannya di hadapan penonton secara langsung
untuk pertama kalinya – dalam rekaman dan dalam film. Dengan kata lain
membuat album langsung dari material baru yang belum pernah dilakukan
sebelumnya" ("perform it before a live audience for the very first
time—on record and on film. In other words make a live album of new
material, which no one had ever done before.") Sebagian besar material
diolah studio selama berjam-jam seperti yang direkam dalam film oleh
Michael Lindsay-Hogg.
Martin berkata bahwa reherseal dan perekaman yang dilakukan di
sepanjang Januari 1969 itu "bukanlah pengalaman yang menyenangkan sama
sekali. Saat itu merupakan waktu dimana hubungan antar-personel The
Beatles mencapai titik terendah" ("not at all a happy ... experience. It
was a time when relations between The Beatles were at their lowest
ebb.") Jengkel oleh sikap Lennon maupun McCartney, Harrison berhenti
selama satu minggu. Ia kembali dengan pemain
keyboard Billy Preston yang berpartisipasi di 10 hari terakhir sesi rekaman dan diberi kredit pada singel
Get Back-musisi
lain di luar The Beatles yang satu-satunya menerima pengakuan resmi
semacam itu dalam album mereka. Para personel The Beatles gagal mencapai
kesepakatan untuk memilih lokasi konser dengan menolak beberapa konsep
seperti di atas
kapal laut,
padang pasir Tunisia dan
Colosseum. Akhirnya, pertunjukkan langsung terakhir mereka, bersama Preston difilmkan di atap gedung
Apple Corps di
3 Savile Row,
London pada tanggal 30 Januari 1969.
Teknisi bernama
Glyn Johns
bekerja berbulan-bulan membantu pengerjaan album Get Back sementara
pada saat yang sama masing-masing personel mengurus hal lain. Konflik
kembali memuncak berkaitan dengan semakin diperlukannya seorang
penasihat keuangan sepeninggal Epstein. Lennon, Harrison dan Starr lebih
memilih
Allen Klein yang juga mengurus kontrak untuk The Rolling Stones dan grup musik Inggris lain di Amerika Serikat. McCartney menginginkan
John Eastman, kakak
Linda Eastman (kelak dinikahi McCartney pada tanggal 12 Maret, 8 hari sebelum pernikahan Lennon dan
Yoko Ono). Tidak ada kesepakatan, jadi keduanya ditunjuk namun masalah semakin bertambah banyak.
John Lennon dan Yoko Ono saat sesi rekaman singel solo "Give Peace a Chance", 1969.
George Martin kaget saat McCartney menghubunginya untuk memproduksi album lain, berhubung sesi
Get Back
sudah seperti “pengalaman yang tidak menyenangkan" ("a miserable
experience") dan berkata "akhir jalan dari kami semua…mereka telah
menjadi orang-orang yang tak menyenangkan-bagi diri mereka sendiri
maupun orang lain" ("thought it was the end of the road for all of us...
they were becoming unpleasant people—to themselves as well as to other
people.") Sesi rekaman Abbey Road mulai di akhir Februari. Lennon
menolak format yang diajukan Martin untuk konsep "potongan musik yang
bergerak terus menerus" ("a continuously moving piece of music"), dan
menginginkan idenya sendiri agar lagu-lagu McCartney ditaruh di sisi
album yang terpisah. Format akhir dihasilkan dengan lagu-lagu komposisi
secara individu di side pertama dan side kedua berisi medley, hasil dari
kompromi dengan McCartney. Pada tanggal 4 Juli, sementara pengerjaan
album sedang dalam proses, singel solo pertama individu dirilis oleh
Lennon "
Give Peace a Chance", dengan kredit Plastic Ono Band. Penyelesaian lagu penutup Abbey Road "
I Want You (She's So Heavy)"
pada tanggal 20 Agustus 1969 adalah terakhir kalinya keempat personel
bersama-sama dalam studio yang sama. Lennon keluar dari grup pada
tanggal 20 September namun tidak mengumumkan kepada publik sampai
masalah-masalah hukum bisa diselesaikan.
Dirilis setelah 6 hari keluarnya John,
Abbey Road terjual 4 juta kopi dalam waktu 2 bulan dan menduduki puncak tangga lagu Inggris selama 11 minggu. Lagu kedua, balada
Something,
juga dirilis sebagai singel – lagu pertama dan satu-satunya karya
Harrison yang muncul di side A The Beatles. Abbey Road mendapat beragam
komentar dan bagian medley dapat diterima umum.
Allmusic
berkomentar: "a fitting swan song for the group" yang berisi "beberapa
harmoni terbesar pernah yang didengar dari rekaman lagu rock" ("some of
the greatest harmonies to be heard on any rock record".) MacDonald
menyebutnya "erratic and often hollow": "Jika bukan karena masukan
McCartney sebagai perancang Long Medley… Abbey Road akan kekurangan
persamaan kesatuan dan pertalian yang membuatnya lebih baik daripada
yang sebenarnya" ("Had it not been for McCartney's input as designer of
the Long Medley... Abbey Road would lack the semblance of unity and
coherence that makes it appear better than it is.") Martin mengatakan
bahwa album ini merupakan terfavoritnya secara personal dari semua album
The Beatles; Lennon mengatakan album itu "kompeten" ("competent") tapi
"tidak punya kehidupan di dalamnya" ("no life in it"), dan sekali lagu
mengejek lagu berjudul "Maxwell's Silver Hammer" dengan komentar "ada
lagi musik Paul yang nenek-nenek" ("more of Paul's granny music").
Teknisi rekaman
Geoff Emerick mengatakan bahwa penggantian
tabung vakum audio mixer
studio dengan yang bertransistor memproduksi suara yang kurang kencang,
sehingga keempat personel sempat frustrasi dengan suara yang lebih
kecil dan kurang dentuman.
Album Get Back masih belum terselesaikan, dan sebuah lagu ciptaan Harrison yang berjudul
I Me Mine dijadikan sebagai lagu penutup direkam pada tanggal 3 Januari 1970. Pada saat itu, Lennon berada di
Denmark dan tidak berpartisipasi. Untuk menuntaskan pengerjaan album yang sekarang sudah diberi judul baru
Let It Be,
March Klein memberikan rekaman tape sesi
Get Back kepada produser Amerika
Phil Spector. Dikenal akan pendekatan
Wall of Sound-nya, Spector telah memproduseri singel solo Lennon baru-baru itu,
Instan Karma.
Phil Spector meremix, mengedit, menyambung dan meng-overdub (menambah
suara) terhadap rekaman sebelumnya yang dimaksudkan bernuansa "live".
McCartney tidak puas terhadap hasil kerja Spector terhadap material,
terutama orkestrasinya terhadap lagu
The Long and Winding Road yang mengikutsertakan
paduan suara dan permainan 34 buah
alat musik secara
orkestra.
McCartney mencoba menghentikan perilisan versi Spector namun tidak
berhasil. Secara resmi ia mengumumkan keluar dari The Beatles pada
tanggal 10 April, satu minggu sebelum perilisan album solo pertamanya,
McCartney. Rekaman pre-rilis McCartney menyertakan surat pernyataan yang
berisi keputusannya untuk keluar dari The Beatles dan
harapan-harapannya pada masa depan.
Pada tanggal 8 Mei,
Let It Be yang diproduseri oleh Spector akhirnya dirilis. Singel penyerta
The Long and Winding Road adalah singel terakhir mereka yang dirilis di Amerika Serikat, tapi tidak di Inggris. Film dokumenter
Let It Be ikut menyusul dirilis pada bulan yang sama dan pada
Academy Award tahun berikutnya memenangkan
Academy Award for Best Original Score.
The Sunday Telegraph
mengeluarkan komentar negatif "sebuah film yang sangat jelek dan salah
satu yang menyentuh…tentang keretakan sekeluarga bersaudara yang pernah
tampak langgeng, menenangkan dan sempurna secara geometris" ("a very bad
film and a touching one ... about the breaking apart of this
reassuring, geometrically perfect, once apparently ageless family of
siblings.") Lebih dari satu kritikus berkomentar tentang beberapa lagu
yang terdengar lebih bagus di film daripada di albumnya sendiri. Melihat
banyaknya nada negatif, cenderung mennghina,
Allmusic
berkomentar: "Secara keseluruhan dipandang rendah... McCartney secara
khusus menghasilkan beberapa permata: Let It Be yang bernuansa gospel
dan berisikan salah satu lirik terbaiknya; Get Back, salah satu karya
rock-nya yang paling kencang; dan The Long and Winding Road-nya yang
merdu, tapi dihancurkan oleh overdub tangan-berat Spector" ("on the
whole underrated... McCartney in particular offers several gems: the
gospel-ish 'Let It Be', which has some of his best lyrics; 'Get Back',
one of his hardest rockers; and the melodic 'The Long and Winding Road',
ruined by Spector's heavy-handed overdubs.") McCartney mengajukan
gugatan untuk pembubaran The Beatles pada tanggal 31 Desember 1970.
Namun begitu, perselisihan yang menyangkut masalah-masalah di dalamnya
tidak berakhir sampai tahun 1975.
Setelah bubar (1970–kini)
1970-an
Lennon, McCartney, Harrison dan Starr masing-masing merilis album
solo pada tahun 1970, selanjutnya ada beberapa kali kerja sama antar
satu atau lebih orang mantan personel. Album Ringo Starr,
Ringo
(1973) adalah satu-satunya album yang berisi komposisi dan pertunjukkan
keempat mantan personel, tapi dalam lagu yang terpisah. Berkolaborasi
dengan Starr, Harrison menyelenggarakan
The Concert for Bangladesh di New York City pada bulan Agustus 1971 dengan musisi India,
Ravi Shankar. Selain dari
jam session yang tak dirilis pada tahun 1974 (nanti dirilis sebagai
bootleg dengan judul
A Toot and a Snore in '74), Lennon dan McCartney tak pernah rekaman bersama lagi.
Dua LP dobel lagu-lagu terbaik The Beatles dikompilasikan oleh
Allen Klein,
1962–1966 dan
1967–1970, dirilis pada tahun 1973, pertama kali lewat
Apple Records. Secara umum dikenal sebagai
Red Album dan
Blue Album, masing-masing mendapat penghargaan
Multi-Platinum certification di Amerika Serikat dan
Platinum
certification di Inggris. Antara tahun 1976 dan 1982, EMI/Capitol
merilis gelombang album kompilasi The Beatles tanpa masukan dari mantan
anggota band. Satu-satunya album yang menyertakan material yang tak
terilis sebelumnya adalah
The Beatles at the Hollywood Bowl
(1977). Rekaman konser pertama The Beatles yang secara resmi dirilis
tersebut berisi seleksi dari 2 penampilan The Beatles saat manggung di
tur Amerika antara tahun 1964 dan 1965. Setelah rilis internasional
album asli versi Inggris dalam bentuk CD pada tahun 1987, EMI
menghapuskan kompilasi-kompilasi terakhir – termasuk the
Hollywodd Bowl dari katalognya.
Musik dan ketenaran The Beatles yang masih tersisa secara komersil
dieksploitasi dalam berbagai cara, di luar kendali mantan anggotanya.
All This and World War II (1976) adalah
film nonfiksi yang mengkombinasikan potongan berita
Perang Dunia II dengan lagu latar The Beatles yang dinyanyikan oleh penyanyi lain.
Musikal Broadway berjudul
Beatlemania
dipentaskan pada awal tahun 1977 cukup sukses memainkan cerita tentang
nostalgia The Beatles. The Beatles mencoba memboikot perilisan
Live! at the Star-Club in Hamburg, Germany;1962 namun gagal. Album tersebut berisi kompilasi rekaman yang dibuat pada saat mereka sedang tampil di
Hamburg, tapi direkam dengan tape dari mesin perekam menggunakan sebuah mikrofon.
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1978), sebuah film musikal yang menampilkan
Bee Gees dan
Peter Frampton,
gagal di pasaran dan dianggap "kegagalan yang artistik" ("artistic
fiasco"). Pada tahun 1979, semua mantan anggota The Beatles menuntut
produser Beatlemania dan mendapat ganti rugi satu juta dollar. Harrison
berkomentar "Orang berpikir The Beatles seperti domain umum. Anda tidak
bisa seenaknya mencomot material The Beatles" ("People were just
thinking The Beatles were like public domain. You can't just go around
pilfering The Beatles' material.")
1980-an
Lennon ditembak dan meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di
New York City. Sebagai ucapan personal, Harrison menulis
All Those Years Ago, lagu tentang waktu-waktunya bersama The Beatles yang direkam sebelum kematian Lennon. Dengan istrinya
Linda,
McCartney berkontribusi dalam vokal latar, dan Starr pada drum. Lagu
tersebut dinyanyikan ulang dengan lirik baru serta dirilis sebagai
singel pada Mei 1981. Karya individu McCartney,
Here Today, muncul dalam album
Tug of War pada bulan April 1982. Pada tahun 1987, Harrison merilis album yang berjudul album
Cloud Nine yang berisi
When We Was Fab, sebuah lagu yang menceritakan masa-masa Beatlemania.
The Beatles diabadikan dalam
Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1988. Harrison dan Starr menghadiri upacara beserta janda Lennon,
Yoko Ono dan dua putranya
Julian dan
Sean.
McCartney batal datang dengan melakukan konferensi pers, "Setelah 20
tahun, The Beatles masih punya banyak selisih urusan yang saya harap
dapat diselesaikan mulai sekarang. Sayangnya, mereka tidak mau, jadi
saya merasa seperti seorang munafik yang melambaikan tangan dan
tersenyum pada mereka dalam reuni palsu" ("After 20 years, The Beatles
still have some business differences which I had hoped would have been
settled by now. Unfortunately, they haven't been, so I would feel like a
complete hypocrite waving and smiling with them at a fake reunion.")
Tahun berikutnya, EMI/Capitol mengabulkan tuntutan The Beatles yang
sudah puluhan tahun mengenai royalti dan memberikan label resmi terhadap
material yang tak terilis sebelumnya.
1990-an
Live at the BBC,
perilisan resmi pertama yang berisikan pertunjukkan The Beatles yang
tidak dirilis dalam 17 tahun terakhir, akhirnya muncul pada tahun 1994.
Pada tahun yang sama, McCartney, Harrison dan Starr melakukan reuni
untuk proyek
The Beatles Anthology, yang sebenarnya sudah dikerjakan mulai akhir 1960-an oleh
Neil Aspinall. Awalnya sebagai manajer perjalanan dan kemudian asisten personal The Beatles, Aspinall mulai mengumpulkan material untuk
film dokumenter setelah ia menjadi direktur
Apple Corps
pada tahun 1968. Mendokumentasikan sejarah The Beatles, proyek ini
meliputi perilisan banyak rekaman-rekaman yang tak dirilis; McCartney,
Harrison dan Starr juga menambah beberapa permainan alat musik dan vokal
baru ke 2 lagu demo yang direkam Lennon di akhir 1970-an. Pada tahun
1995 dan 1996, proyek tersebut menghasilkan 5 seri televisi, video
volume-8 dan 3 set box CD (berisi 2). Dua lagu demo Lennon,
Free as a Bird dan
Real Love masing-masing dirilis lagi sebagai singel. Box CD menyertakan karya
Klaus Voorman, sang kreator sampul album
Revolver
pada tahun 1966. Penjualan mencapai kesukesasan besar dan seri
televisinya telah ditonton lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia.
2000-an
1, sebuah kompilasi album dari tiap lagu nomor satu di tangga lagu
Britania Raya dan
Amerika Serikat
dirilis pada tanggal 13 November 2000. Album tersebut menjadi album
dengan penjualan tercepat sepanjang masa, pada minggu pertama mencapai
3,6 juta kopi dan lebih dari 12 juta kopi dalam 3 minggu di seluruh
dunia. Di 28 negara, album tersebut menduduki tangga lagu di nomor satu,
termasuk di Inggris dan Amerika Serikat. Pada April 2009, album ini
telah terjual lebih dari 31 juta kopi dan menjadi album dekade yang
paling laris di Amerika Serikat.
Harrison meninggal dunia karena
kanker paru-paru pada tanggal 29 November 2001. McCartney dan Starr bersama musisi-musisi lain ikut mengadakan
Concert for George yang diorganisasikan oleh
Eric Clapton dan janda mendiang Harrison,
Olivia. Konser diselenggarakan di
Royal Albert Hall
di hari peringatan satu tahun kematian Harrison. Selain lagu yang
dikomposisikan untuk The Beatles dan karier solonya, konser itu juga
mengikutsertakan
musik tradisional India yang disukai Harrison dan ikut mempengaruhi warna musik The Beatles. Pada tahun 2003,
Let It Be... Naked, versi baru dari
Let It Be
yang dikerjakan McCartney. Salah satu perbedaan utamanya dengan album
asli adalah penghilangan aransemen alat musik gesek asli. Album ini
masuk 10 besar dalam tangga lagu di Inggris maupun Amerika Serikat.
Lagu The Beatles digunakan sebagai lagu latar
Cirque du Soleil Las Vegas.
George Martin dan putranya
Giles meremix dan menyambungkan 130 buah rekaman The Beatles untuk menghasilkan album berjudul
Love,
dengan cara "menghidupkan kembali semua periode musical The Beatles
dalam peridoe yang sangat singkat" ("a way of re-living the whole
Beatles' musical lifespan in a very condensed period"). Pertunjukkan
tersebut dibuka secara resmi pada bulan Juni 2006 dan album Love dirilis
pada bulan November. McCartney dan Starr menghadiri satu tahun acara
dan muncul dalam acara
Larry King Live bersama Ono dan Olivia Harrison. Pada tahun 2007, dikabarkan McCartney berniat menyelesaikan
Now and Then, demo ketiga Lennon yang dikerjakan dalam sesi
Anthology.
Karya tersebut akan dikreditkan dengan komposisi Lennon/McCartney
dengan penambahan versi baru, dan juga menyertakan lagu dengan gebukan
drum oleh Starr dan rekaman gitar Harrison.
Pada bulan Maret 2008, pengacara The Beatles ditunjuk untuk mencegah
distribusi rekaman-rekaman pertunjukkan Starr yang tak terilis pada saat
pertunjukkan pertamanya di
The Star Club,
Hamburg pada tahun 1962. Pada bulan November, McCartney mendiskusikan keinginannya agar
Carnival of Light, sebuah rekaman eksperimental berdurasi 14 menit yang direkam The Beatles di
Studio Abbey Road pada tahun 1967 dapat dirilis secara resmi. McCartney mengadakan konser amal pada tanggal 4 April 2009 di
Radio City Music Hall untuk
David Lynch Foundation dengan penampilan berbagai musisi, termasuk Starr.
The Beatles: Rock Band, sebuah
video game
musik dari serial Rock Band dirilis pada tanggal 9 September 2009. Pada
hari yang sama, 12 buah album asli The Beatles yang sudah dipoles,
Magical Mystery Tour dan kompilasi
Past Masters dirilis secara bersamaan.
Pengaruh
Musisi-musisi yang mempengruhi The Beatles pada awalnya antara lain
Elvis Presley,
Little Richard dan
Chuck Berry,
yang lagu-lagunya dinyanyikan ulang lebih sering daripada karya musisi
lain dalam pertunjukan-pertunjukkan mereka. Pada saat satu tempat
tinggal dengan
Little Richard di
Star Club Hamburg
dari April-Mei 1962, ia menyarankan pada mereka agar dapat membawakan
lagu-lagunya dengan teknik yang lebih tepat. Tentang Elvis, Lennon
mengatakan "Tidak ada yang benar-benar mempengaruhi saya sampai saya
mendengar Elvis. Jika tidak ada Elvis, pasti tidak akan ada The Beatles"
("Nothing really affected me until I heard Elvis. If there hadn't been
Elvis, there would not have been The Beatles".) Pengaruh-pengaruh lain
didapat dari
Buddy Holly,
Eddie Cochran,
Carl Perkins,
Roy Orbison dan
The Everly Brothers.
The Beatles tetap menyerap pengaruh dari musisi lain jauh setelah
mereka mendapatkan kesukesan awal, seringkali menemukan cara bermusik
dan menulis lirik yang baru dengan mendengarkan karya-karya mereka
seperti
Bob Dylan,
Frank Zappa,
The Byrds dan
The Beach Boys, dengan album tahun 1966-nya yang berjudul
Pet Sounds
membuat kagum dan menginspirasi McCartney. Martin mengatakan, "tanpa
Pet Sounds, Sgt, Pepper tidak akan tercipta…Pepper adalah upaya untuk
menyamai Pet Sounds" ("Without Pet Sounds, Sgt. Pepper wouldn't have
happened... Pepper was an attempt to equal Pet Sounds.")
Genre
Berawal dari grup musik
skiffle, The Beatles selanjutnya memainkan musik bergenre
rock and roll 1950-an serta berbagai variasi
musik pop. Karena luasnya gaya bermusik yang mereka mainkan, Lennon berkomentar mengenai album
Beatles for Sale:
"Kau bisa menyebut album baru kami sebuah LP country-dan-Western
Beatles" ("You could call our new one a Beatles' country-and-western
LP"), sementara
Allmusic secara khusus memuji album
Rubber Soul sebagai sebuah pengaruh besar dalam pergerakan musik
folk rock. Dimulai dengan penggunaan kuartet alat musik gesek di lagu
Yesterday, mereka mulai memasukkan unsur
musik klasik.
Genre musik lainnya mulai diberikan pada tahun 1966 melalui lagu B-side di singel
Paperback Writer yang berjudul
Rain, didefinisikan oleh
Martin Strong dalam
The Great Rock Discography
sebagai "the first overtly psychedelic Beatles' record" ("kelahiran
pertama rekaman Beatles yang bernuansa psikedelik"). Di antara nomor
psikedelik lainnya mulai direkam seperti
Tomorrow Never Knows,
Strawberry Fields Forever,
Lucy in the Sky with Diamonds, dan
I Am the Walrus. Pengaruh
musik tradisional India muncul dalam lagu-lagu yang diciptakan Harrison seperti
Love You To dan
Within You Without You, yang menurut Gould, "to replicate the raga form in miniature". ("meniru
raga dalam bentuk miniatur").
Dalam
White Album
semakin nampak kompleksitas dan ragam warna musik yang dikreasikan The
Beatles secara individu antara lain ditunjukkan dari lagu
Revolution 9, karya
musique concrète ("musik konkrit") Lennon yang dipengaruhi oleh
Yoko Ono; lagu
country karya Starr yang berjudul
Don't Pass Me By; lagu balada rock Harrison
While My Guitar Gently Weeps; dan "proto-metal" McCartney,
Helter Skelter.
Kontribusi George Martin
Kedekatan
George Martin dengan The Beatles sebagai produser membuatnya sebagai kandidat utama yang mendapat titel informal "fifth Beatle". (
Beatle kelima). Ia mengarahkan untuk memberikan sentuhan musik klasik dalam berbagai cara, contohnya lagu
Yesterday,
merupakan salah satu idenya. Awalnya The Beatles kurang antusias dengan
konsep tersebut namun akhirnya menjadi hal yang menguntungkan buat
mereka. Menurut Gould:"as Lennon and McCartney became progressively more
ambitious in their songwriting, Martin began to function as an informal
music teacher to them" ("Saat Lennon dan McCartney semakin ambisius
secara progresif dalam menulis lirik lagu. Martin mulai berfungsi
sebagai guru musik yang informal bagi mereka.") Hal ini juga bertepatan
dengan kesediaannya untuk bereksperimen menurut keinginan mereka –
seperti menambahkan nuansa barok terhadap suatu lagu, dengan kata lain
memfasilitasi perkembangan kreatif mereka. Selain mengaransemen
orkestra, Martin juga sering berkontribusi memainkan
piano,
organ dan
brass.
Berkomentar mengenai perekaman
Sgt. Pepper, Martin berkata,
"'Sergeant Pepper' itself didn't appear until halfway through making the
album. It was Paul's song, just an ordinary rock number and not
particularly brilliant as songs go ... Paul said, 'Why don't we make the
album as though the Pepper band really existed, as though Sergeant
Pepper was making the record? We'll dub in effects and things.' I loved
the idea, and from that moment on it was as though Pepper had a life of
its own." (Sergeant Pepper itu sendiri belum muncul sampai setengah
jalan pembuatan album. Itu adalah lagu Paul, lagu rock biasa dan tidak
cukup menarik seperti lagu lain… Paul berkata , ‘ kenapa tidak kita buat
albumnya seakan-akan band Pepper benar-benar ada, seolah-olah Sergeant
Pepper yang membuat rekamannya? Kita akan tambahkan efek dub dan hal-hal
lainnya.’ Saya suka idenya dan dari sejak itu seolah-olah Pepper
mempunyai nyawanya sendiri.") Mengingat betapa kuatnya lagu itu
dibanding komposisi Lennon, Martin berkata: "Compared with Paul's songs,
all of which seemed to keep in some sort of touch with reality, John's
had a psychedelic, almost mystical quality ... John's imagery is one of
the best things about his work—"tangerine trees", "marmalade skies",
"cellophane flowers" ... I always saw him as an aural Salvador Dalí,
rather than some drug-ridden record artist. On the other hand, I would
be stupid to pretend that drugs didn't figure quite heavily in The
Beatles' lives at that time. At the same time they knew that I, in my
schoolmasterly role, didn't approve ... Not only was I not into it
myself, I couldn't see the need for it; and there's no doubt that, if I
too had been on dope, Pepper would never have been the album it was"
("Dibandingkan dengan lagu-lagunya Paul, yang semuanya karyanya tampak
menjalin sentuhan dengan kenyataan, lagu John berkarakter psikedelik,
kualitasnya hampir mistis... Perumpamaan John adalah salah satu yang
terbaik dalam-dalam karyanya-"tangerine trees", "marmalade skies",
"cellophane flowers" ...Saya selalu melihatnya sebagai Salvador Dali
aural, daripada seorang artis rekaman yang kecanduan narkotika. Di sisi
lain, saya pasti bodoh jika pura-pura tidak tahu bahwa narkotika tidak
turut berpengaruh besar dalam kehidupan The Beatles pada saat itu. Pada
saat yang sama mereka mengetahui bahwa, dalam peran sebagai kepala
sekolah, saya tidak setuju…Bukan hanya saya tidak menggunakannya, saya
tak melihat perlunya hal itu; sudah nyata, jika saya juga kecanduan,
Pepper tidak akan pernah menjadi album yang besar.")
Di studio
The Beatles memanfaatkan
teknologi secara inovatif dan memperlakukan
studio
itu sendiri sebagai instrumen. Mereka meminta Martin dan teknisi
rekaman bereksperimen atau mencoba hal baru yang "mungkin bisa
menghasilkan suara bagus". Pada saat yang sama mereka juga memanfaatkan
kejadian-kejadian tertentu secara kreatif seperti feedback gitar yang
tak disengaja, resonansi botol gelas atau suara kaset yang diputar
terbalik. Hal-hal seperti ini didukung oleh tangan dingin Martin dan
teknisi EMI seperti
Norman Smith,
Ken Townsend dan
Geoff Emerick yang semuanya berkontribusi besar mulai album
Rubber Soul, khususnya
Revolver dan seterusnya. Dengan banyak akal dalam studio didapatkan metode
efek suara, penempatan
mikrofon yang tidak biasa, rekaman
tape,
double tracking, dan
vari speed. Mereka juga memadukan alat musik gesek, brass, dan alat musik India seperti
sitar (bisa didengar di lagu
Norwegian Wood (This Bird Has Flown) dan
swarmandal (di lagu
Strawberry Fields Forever). Mereka juga menggunakan alat musik elektronik seperti
mellotron (di intro
Strawberry Fields Forever) dan
clavioline (di lagu
Baby, You're a Rich Man).
Diskografi
|
Please Please Me (#1 UK) Platinum |
Label: |
Parlophone PMC 1202 (Mono)/PCS 3042 (Stereo) |
Terbit: |
1963-03-22 (mono) dan 1963-04-26 (stereo) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Help! (#1 UK)3X Platinum |
Label: |
Parlophone PMC 1255 (Mono)/PCS 3071 (Stereo) |
Terbit: |
1965-08-06 |
|
|
|
|
|
|
|
Revolver (#1 UK)5X Platinum |
Label: |
Parlophone PMC 7009 (Mono)/PCS 7009 (Stereo) |
Terbit: |
1966-08-05 |
|
|
|
|
|
|
|
The Beatles ("The White Album") (#1 UK)19X Platinum(Diamond) |
Label: |
Apple/Parlophone PMC 7067-7068 (Mono)/PCS 7067-7068 (Stereo) |
Terbit: |
1968-11-22 |
|
|
|
|
|
|
|
Abbey Road (#1 UK) 12X Platinum(Diamond) |
Label: |
Apple/Parlophone PCS 7088 Albums in stereo only from this point on. |
Terbit: |
1969-09-26 |
|
|
|
|
|